Senin, 15 Februari 2010

LOMPAT GALAH

LOMPAT GALAH

Ø Munculnya Lompat Galah di Belanda

Belanda adalah negeri pesisir pantai yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut. Hal ini menyebabkan di negara ini terdapat banyak sungai dan danau. Karena itu sebagian warga Belanda jika akan bepergian ke tempat lain harus menyeberangi sungai atau danau.

Untuk menyiasati sungai dan danau yang menjadi hambatan perjalanan, warga Belanda menggunakan Fierljeppen atau lompat galah danau. Pada abad ke-13, cara ini kerap digunakan petani di Norwegia.

Seiring perkembangan zaman, Fierljeppen mulai dipertandingkan. Dan siapa sangka bila Fierljeppen menjadi cikal bakal lompat galah saat ini. Bedanya dengan lompat galah, peserta Fierljeppen harus memanjat galah setinggi mungkin supaya bisa jatuh dengan posisi terjauh.

Belum lama ini di negeri Kincir Angin digelar kompetisi Fierljeppen. Peminatnya cukup banyak. Mereka diharuskan menyeberangi danau dengan menggunakan galah aluminum sepanjang 11 meter. Tentunya peserta yang mencapai jarak terjauh akan keluar sebagai pemenang.

Selain menjadi cikal bakal olahraga, Fierljeppen juga melahirkan peribahasa jangan melompat lebih jauh dari panjang galah yang dimiliki. Perbahasa itu berarti jangan bertindak lebih jauh dari kemampuan yang dimiliki.(YNI)

Sumber:

http://sport.liputan6.com/berita/200712/152704/ltigtFierljeppenltigt.Cikal.Bakal.Lompat.Galah

Ø Pengertian Lompat Galah

Llompat tinggi galah merupakan Suatu lompatan yang dilakukan dengan bantuan galah untuk mencapai tujuan lompatan yang setinggi-tingginya.



Ø Tekhnik Lompat Galah

Ada beberapa teknik yang harus dilakukan seorang pelompat dalam lompat tinggi galah ini. Mari kita perhatikan bersama-sama penjelasan berikut;
Awalan, yang dilakukan pertama mengambil ancang-ancang untuk berlari posisi tubuh harus dikontrol untuk melakukan gerakan menancapkan galah dan menumpu dengan tepat.
Teknik Awalan; Awalan jaraknya harus panjang, supaya dapat mencapai kecepatan maksimum ketika menumpu. Saat berlari usahakan konsisten dan prima yg bertujuan atlet dapat mengontrol posisi tubuhnya dari proses menancapkan galah dan menginjak titik tumpu dengan tepat. Galah harus dipegang yang kuat, dan yang perlu diperhatikan cara memegang jarak yang cukup lebar, untuk memperoleh tumpuan yang baik.

Gerakan menancapkan Galah

Tekhnik menancap galah yang pertama adalah dalam proses menancapkan galah hendaknya langsung ke arah depan dan atas, jangan menggeserkan galah di tanah. Sedikit kalaupun terpaksa supaya kedua tangan terpisah pada jarak yang cukup lebar.

Tancapkan galah setelah jarak 3 langkah sebelum menumpu dengan menggunakan ujung galah. Galah menancap sejajar garis lurus sehingga ujungnya terletak dibawah kepala atlet pada saat start untuk tumpuan.

Kecepatan sangat penting ketika melentingkan galah, Selanjutnya posisi badan hendaknya langsung mengarah bagian belakang dari parit pendaratan. Kaki yang akan digunakan menumpu hendaknya diletakkan tepat di bawah garis tegak lurus yang ditarik mulai dari tangan yang paling atas.

Sebelum melentingkan galah gerakan yang harus dilakukan ialah; gerakan push-pull yaitu gerakan menekan (pushing) galah dengan tangan yang terletak lebih rendah, sementara tangan yang atas menarik ujung galah ke bawah. Gerakan pull-swing adalah gerakan menarik dengan tangan yang di atas, sementara tubuh berayun ke depan, di belakang tangan bawah yang menekuk. Kedua gerakan ini harus dilakukan dengan benar, sehngga pusat gaya berat tubuh tetap berada di belakang

Berayun dan menggelantung

Gerakan ini bertujuan untuk menambah kelentingan dan untuk menyimpan lebih banyak tenaga potensial di dalam galah. Dengan posisi tubuh pelompat yang benar akan didapat posisi yang paling baik untuk mengangkat tubuh ke atas, saat tenaga yang disimpan waktu menggantung dikeluarkan lagi segera untuk melewati mistar.

Tarikan dan Putaran (pull & turn)

Gerakan pulling (menarik) dimulai ketika pusat dari gaya berat tubuh si pelompat berada dekat galah. Mulailah energi dilepaskan yaitu dengan gerakan meluruskan kembali. Gerakan ini mengikuti fase pasif relatif setelah tubuh menggelantung, ketika si pelompat menunggu terlepasnya tubuh. Tarikan lurus searah sumbu galah. Putaran tubuh diperoleh dengan gerakan tangan atas yang mulai menarik kearah pinggul dan bukan kearah dada. Kedua kaki tetap diangkat tegak lurus, sewaktu dilakukan gerakan menarik dan berputar.

Push –off dan melintasi mistar

Gerakan push-off (melentingkan diri) dimulai segera setelah tarikan tangan yang diatas, mencapai posisi dekat pada pinggul. Gerakan ini sebetulnya lanjutan dari gerakan menarik tadi. Pada permulaan dari gerakan melenting ini, galah harus membentuk sebesa 85 - 90º. Sebelum pelompat melepaskan tanganya, lakukanlah putaran melingkar mistar dengan cara menjatuhkan kedua kaki sedikit, dan denga reaksi dari daya dorong tubuh terhadap galah. Jika daya dorong ke atas melampaui taikan ke bawa oleh kedua kaki, pusat gaya berat si pelompat akan terus melambung tinggi setelah galah dilepaskan.

Gerakan ini merupakan gerakan terakhir yaitu melewati garis mistar. Jadi suksesnya gerakan ini tergantung dari latihan dan latihan dan teknik gerakan-gerakan awal yang benar sehingga dapat menimbulkan gerakan akhir yang sempurna. demikian, penjelasan tentang olahraga lompat tinggi galah, jenis olahraga ini menjadi langganan dalam daftar ivent internasional seperti olimpiade dll.


Sumber:

http://www.moccasport.co.cc/2009/02/lompat-tinggi-galah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar