Jumat, 12 Februari 2010

Penyesalan Chati

Kring…. jam beker Chati berbunyi, buru-buru dia bangun dan mandi. Selesai mandi dan pakai baju Chati buru-buru akan berangkat kesekolah dia melewati meja makan,“ kenapa bunda gak bangunin Chati sih? Jadi telat nih”, “ Bunda tadi sudah bangunin, tapi kamunya susah di bangunin, makanya besuk-besuk jangan main sampai malam lagi, bunda tidak suka kamu kaya gitu, tidak baik cewek keluar malam-malam,” “Ah udah Cahti mau berangkat dulu udah telat, masih di kutbahin lagi”, “astaghfirrullahaladzim, anak itu sudah berubah, rasanya aku sudah tidak bisa mendidik dia lagi” keluh ibunya.
Chatipun berjalan keluar untuk segera berangkat ke sekolah, dengan mengendarai mobil dari ayahnya yang diberikan pada saat Chati ulang tahun. Sampai disekolah gerbang hampir ditutup, dengan kencang Chati mengendarai mobilnya agar tidak terlambat, dan hampir saja dia menabrak satpam di sekolahannya, “Dasar anak itu selalu bikin aku kaget” Gerutu satpam.
Sreeettt,,,… Chati menginjak rem mobilnya, kemudian cathi keluar dari mobil dan lari menuju kelasnya, karena dia nyakin kalau di kelas sudah ada gurunya.
Sesampai di kelas, ternyata dugaan Chati benar, gurunya sudah ada di kelas. “ Pagi Bu..!” sapa Chati dengan halus, “Pagi..” sahut guru itu” Kenapa kamu terlambat Cathi? Sudah hampir yang ke sepuluh kali kamu terlambat pada jam pelajaran ibu”, “Ehmm maaf bu tadi saya kena macet”, “itu selalu saja jadi alasan andalan kamu”, “tapi yang ini beda bu, saya gak kena macet di jalan bu, tapi kena macet di pom bengsin, ngantrinya banyak bu..” “ kamu ini bisa saja cari alasan, ya sudah sekarang duduk”,”makasih bu..”
“hai Chat..” sapa Dura sahabat Chati.. “kamu bangun kesiangan lagi ya Chat? Makanya sekarang tu udah saatnya kamu dengerin kata nyokap kamu, jangan maen sampai malam, kasihan tau Chat nyokap kamu kalau kamu kaya gini terus nyokap kamu tu sayang tau gak sama kamu tu”, “udah lah gak usah ceramah”. “Chati, Dura kalian dari tadi ngobrol terus, apa yang kalian bicarain?” Tanya guru, “ eng-gak kok bu tadi cuma Dura nanyain pom mana yang ngantrinya panjang” sahut Chati.
“ Baiklah anak-anak hari ini kita ulangan, siapkan kertas ulangan dan alat tulis”, ”mati aku, aku kan sama sekali belum belajar” Chati khawatir.
Saat waktu ulangan sudah hampir habis dan anak-anak yang lain sudah banyak yang selesai, sedangkan Chati baru dapat separuh soal dia hanya bisa tengok kanan tengok kiri, “ ra aku ajarin dung..”, “gua juga gak bisa ni aja masih kurang banyak banget”.
“ baik anak-anak, sekarang silahkan dikumpulkan lembar jawaban kalian” lalu anak-anakpun mengumpulkan lembar jawaban mereka, tapi Chati tidak mengumpulkan. “Chati? Kok kamu belum ngumpulin? mana lembar jawaban kamu?” Tanya guru, “ ini bu.. lagi saya kerjakan”, “waktunya sudah habis Chati! Sudah sekarang bawa kemari dari pada tidak ibu beri nilai” dengan kesal cathi maju kedepan untuk mengumpulkan lembar jawabannya. “Makanya kamu tu belajar Chati biar bisa ngerjain”, “ ibu itu aja yang buat soalnya susah banget” sahut Chati kesal. Sebenernya Chati anak yang manis, pintar namun semenjak Ayahnya meninggal dia berubah menjadi anak yang malas, keras kepala dan susah diatur

Teett…tteett.. bel pulang sudah berbunyi, tapi sebelum pulang ada pengumuman yang intinya besuk akan diadakan pengajian di sekolahan. “ Apaan sih pengajian-pengajian segala, mending juga main, ya gak ra?”, “ lho kok gitu chat? Penting lagi kan bisa nambah iman kita dan mendekatkan diri pada Tuhan”, “ Alah gak sah sok ngalim deh.. lagi pula Tuhan tu gak sayang sama aku, buktinya dia ngambil Ayah aku?”, “Astaghfirullahaladzim Chat, Chat”, “udah yuk pulang..” sahut Chati

Ahirnya tiba juga waktu diadakan pengajian, tapi Chati tampak malas, “ kamu kenapa Chat?” Tanya Dura “ malas banget tau gak ada acara kaya ginian segala”, “udah lah Chat nanti kamu pasti dapat hikmah dari pengajian ini nyakin deh”. Kemudian Dura mengajaak Chati masuk
Saat pengajian mulai berlangsung Chati nampak memperhatikan pengajian itu, dimana pangajian itu membicarakan tentang Syukur dimana kita harus bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah diberikan kepada kita karena masih banyak orang-orang yang lebih menderita dari pada kita.
Setelah pengajian selesai Chati nampak beda “ kamu kenapa Chat?”, Tanya Dura “ aku gak pa-pa aku Cuma ngerasa nyesel aja, aku tu bodoh banget seharusnya aku tu gak kaya gini seharusnya aku bersyukur Tuhan Cuma ngambil AyahKu, banyak orang yang malah gak punya Ayah dan ibu, aku juga udah bikin bunda sedih ama tingkah aku yang kemaren”, “udah- udah nanti kamu minta maaf aja ama nyokap kamu”, “ iya.. makasih ya ra, maaf juga selama ini aku juga gak pernah dengerin kata-kata kamu?”,” iya sama-sama aku seneng deh kamu dah sadar kalau dengan perubahan kamu menjadi anak yang keras kepala bisa nambah hidup kamu jadi lebih baik”.
Setelah itu Chati minta maaf pada Ibunya, dan sejak itu Chati kembali menjadi anak yang manis, rajin dan tidak pernah telat lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar